Thursday, June 10, 2010

Urutan Lahir Pengaruhi Kepribadian



Urutan kelahiran hanya salah satu faktor yang memengaruhi karakter dan kepribadian anak. Foto: Ist

KEPRIBADIAN seorang anak dipengaruhi banyak faktor. Keturunan dan lingkungan salah satunya. Di luar itu, urutan kelahiran disinyalir berpengaruh juga terhadap kepribadian anak. Benarkah?

Memiliki anak berkepribadian dan berkarakter kuat tentu menjadi dambaan semua orangtua. Nanun walaupun saudara sekandung, mereka biasanya memiliki kepribadian yang berbeda. Noviarti, 38, misalnya, ibu dua anak ini mengatakan: "Ya, anak kami yang bungsu, dia lebih mandiri lho daripada kakaknya yang besar. Kalau waktu belajar tiba, saya lebih banyak meluangkan waktu dengan kakaknya daripada dengan dia."

Sementara Linda, 40, lain lagi. Anak bungsunya lebih ekspresif dibandingkan anak yang pertama. "Yang besar malah cenderung lebih pendiam," katanya. Bagi mereka, memahami karakter si kecil sangat penting untuk menerapkan pola asuh mereka. Benarkah urutan kelahiran mereka berpengaruh terhadap kepribadian mereka?

Dikatakan praktisi emotional intelligence parenting dari Radani Emotional Intelligence Parenting Center, Hanny Muchtar Darta Certified EI PSYCH-K SET, bahwa penelitian menunjukkan memang ada kaitan antara urutan kelahiran dan kepribadian anak. Dengan kata lain, tumbuh-kembang si anak dalam beberapa hal tertentu dipengaruhi urutan kelahiran dalam keluarga, misalnya kepribadian anak pertama, kedua, ketiga, anak tengah, dan anak tunggal.

Penelitian menunjukkan bahwa temperamen anak, social skills, kemampuan memecahkan masalah, dan rasa percaya diri anak dipengaruhi urutan kelahiran anak.

"Harap diingat bahwa urutan kelahiran hanyalah satu dari beberapa faktor lainnya yang memengaruhi perkembangan anak. Dan, faktor terpenting lainnya adalah bagaimana Anda sebagai orangtua, sebagai ayah dan ibu mengasuh si buah hati," ucap praktisi lulusan pendidikan di Emotional Intelligence Six Seconds USA pada 2004 dan 2005 ini.

Hanny menjelaskan bagaimana urutan kelahiran dalam keluarga memengaruhi kepribadian anak. Mari bayangkan bersama, dan Anda pun akan memahaminya secara mudah. Ketika anak pertama lahir, dia biasanya mendapatkan segala perhatian dari keluarga, ayah, ibu, dan keluarga besarnya, apalagi jika kelahirannya sudah ditunggu, atau merupakan cucu pertama yang ditunggu keluarga besar.

Ayah dan ibu akan berusaha melakukan stimulasi terbaik terhadap anaknya, karena belum mempunyai adik sudah pasti si sulung akan mendapatkan perhatian penuh dari orangtua dan lingkungannya. Oleh sebab itu, tidaklah aneh kalau anak-anak pertama atau anak sulung cenderung lebih cerdas.

Nah, mengapa anak kedua mempunyai kecenderungan untuk berbeda dengan anak pertama dan cenderung untuk mempertanyakan peraturan? Anak kedua ingin berbeda dari kakaknya dan tidak mau menjadi bayang-bayang kakaknya yang selalu berusaha menjadi yang terbaik karena biasanya orangtua menekankan penting untuk menjadi contoh sang adik.

"Alasan mengapa anak bungsu cenderung menunjukkan sikap atau perilaku mandiri dibandingkan dengan kedua kakaknya karena itu sudah menjadi keharusan karena orangtua sibuk dengan kedua kakaknya yang lain," ujarnya.

Masih dikatakan Hanny,walaupun anak bungsu biasanya mendapatkan limpahan kasih sayang karena anak bungsu, apalagi kalau jaraknya jauh dengan si kakak, biasanya tetap cenderung menunjukkan kemandirian yang lebih menonjol.

"Ada kemungkinan si bungsu mempunyai tempat bertanya, tak hanya orangtua seperti yang dilakukan si sulung dulu. Dia mempunyai pilihan untuk bertanya bisa ke kakak pertama, kedua, atau ke orangtuanya," tuturnya pada SI dengan nada yang menyiratkan ketertarikan pada penelitian ini.

Hanny menegaskan, sebagai orangtua, Anda perlu melakukan pengasuhan terbaik kepada anak-anak yang telah dilahirkan dan tidak terpaku pada hasil riset ini. Dan sebagai calon orangtua, Hanny berpesan agar sebaiknya menjadikan hasil riset ini sebagai patokan untuk melakukan pola pengasuhan yang lebih baik, sehingga kepribadian anak tak terpengaruh dari urutan kelahirannya.

Anak diharapkan juga mampu untuk mencapai segala potensi yang ada di dalam dirinya sehingga mereka menjadi anak yang sehat, merasa nyaman, ceria, kuat, dan cerdas secara emosional ataupun intelektual.

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Informasi Kesehatan Copyright © 2010 Indoneter | Indotekhno | Enhaallah | Designed by Lasantha.